HAL MENGIKUT YESUS
Mat 8 : 18 - 22
Setiap orang terkenal dan publik figur akan menjadi pusat perhatian. Banyak orang yang berebut untuk mengetahui apa saja kegiatan yang dilakukannya dan bagaimana pengalamannya. Bukan ada juga yang ingin mengetahui apa tanggapannya terhadap orang yang pro dan kontra tentang kiprahnya.
Situasi demikian itu juga tergambar dalam pelayanan Yesus. Banyak orang yang datang mengellilingi, sehingga Yesus merasa perjalanan dan pelayanan-Nya jadi terlambat. Dalam situasi ini, Yesus menyuruh murid-murid-Nya bertolak ke seberang. Pada saat bersamaan, seorang ahli taurat tergerak hatinya dan datang mengikut Yesus. Ahli taurat itu menyapa Yesus dengan sebutan “Guru!”. Sapaan ini sekaligus merupakan suatu pengakuan kepada Yesus sebagai guru.
Ahli taurat itu juga menyatakan suatu komitmen untuk menjadi pengikut Yesus. Ia akan ikut kemana Yesus pergi. Komitmen ini timbul dari hati yang tergerak, tanpa pengaruh siapapun. Itulah kebulatan tekadnya untuk menjadi pengikut Yesus. Ahli taurat itu juga tergolong sebagai guru. Ia telah menjalani proses pendidikan sehingga menjadi ahli dalam bidang taurat. Tetapi dia dengan lugar berkata kepada Yesus :”Guru aku mengingat Engkau”. Pernyataan ini disampaikan tanpa teraling-aling serta berlandaskan suatu pendirian yang tegas dan teguh untuk menjadi murid Yesus.
Namun Yesus tidak begitu saja menerima pernyataan ahli taurat itu. Yesus masih menguji kesetiaanya. Setiap pernyataan harus teruji dan diuji melalui suatu kenyataan hidup yang pahit, bukan dengan keindahan, kenikmatan, kehebatan atau sukses yang berlimpah. Suatu ujian penting adalah dengan kemiskinan, tidak memiliki apa-apa secara duniawi untuk memperoleh jaminan hidup di masa datang.
Yesus menyampaikan suatu ungkapan sastra: serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya! Ungkapan ini menggambarkan bahwa mengikut Yesus dan menjadi murid Yesus bukanlah hal yang mudah.
Mengikut Yesus tidak otomatis akan berkecukupan atau hidup berlimpah, melainkan justru harus berkorban supaya orang lain mendapat berkat keselamatan. Mengikut Yesus bukanlah soal makan,minum, harta duniawi, sukses meraih kedudukan atau jabatan.
Setelah Yesus mengatakan itu,seorang murid-Nya berkata: Tuhan ijinkanlah aku pergi dahulu, menguburkan ayahku! Ia bermaksud hendak tinggal bersama ayahnya yang sudah uzur hingga ayahnya meninggal. Ia cenderung mendahulukan apa yang terikat dengan kehidupannya. Lalu Yesus berkata: “Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.”.
Yesus tidak menolak adat-istiadat untuk memakamkan orantua yang telah meninggal. Meskipun tentu suatu kebiasaan atau adat istiadat dapat menghambat kita mengikut Yesus. Tetapi kita mengikut Yesus dalam keadaan mandiri, meninggalkan orangtua. Yesus tidak menolak keikutsertaan kita dalam prosesi penguburan ayah kita, melainkan supaya kita memprioritaskan menjadi pengikut Yesus.
Yesus mengatakan:”Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.” Kalimat ini termasuk kata-kata sulit untuk kita terjemahkan dalam konteks apa yang menjadi hambatan mengikut Yesus. Kalimat ini termasuk kata-kata sulit untuk kita terjemahkan dalam konteks apa yang menjadi hambatan mengikut Yesus. Kalimat tersebut kerap dijelaskan “Biarlah orang yang mati secara rohanni menguburkan orang mati secara jasmani.
Yesus pasti tidak mealrang kita untuk menguburkan orangtua yang telah amti. Tetapi dalm mengikut Yesus, kita harus melepaskan ikatan-ikatan duniawi yang akan menghambat kita mengikut Yesus. Kita harus lebih dahulu mencari Kerajaan Allah dan Allah akan memberikan kebutuhan hidup kita (Matius 6:33).
Komentar
Posting Komentar