PENGABULAN DOA DAN JALAN YANG BENAR
Mat 7 : 7 - 14
Setiap jalan raya, terlebih di kota-kota besar, telah ditata dengan tanda atau marka lalu lintas. Tanda-tanda lalu lintas mengatur arah dan kecepatan. Kesadaran dan kepatuhan pengguna kalan terhadap tertib lalu lintas akan sangat menentukan kelancaran lalu lintas. Disiplin mematuhi ketentuan dan marka-marka lalu lintas akan menghantar kita dapat sampai ke tujuan.
Demikian pulalah gambaran dari hubungan kita dengan Tuhan. Apabila kita ingin sampai ke tujuan atau menerima apa yang kita dambakan, maka kita harus berjalan seturut dengan kehendak Tuhan. Kita harus berjalan mengikuti ketentuan Tuhan. Kita harus mematuhi petunjuk, peraturan dan bahkan larangan (hukum) Tuhan.
Ada tiga hal pokok yang patut kita penuhi dan patuhi dalam kesungguhan supaya kita menerima,mendapatkan dan dibukakan pintu berkat. Ketiga hal pokok dimaksud meliputi: usaha,daya dan cara kita.
Pertama, mintalah! Hal meminta merupakan suatu usaha. Kita harus berusaha dengan mengkomunikasikan permintaan kita kepada Tuhan. Apa yang kita perlukan atau butuhkan harus kita ungkapkan kepada Tuhan. Kita menyampaikan permintaan kepada Tuhan dalam doa permohonan yang sungguh-sungguh, dari suara hati kita yan terdalam. Kita ungkapkan permohonan dengan tulus dan kosisten. Kita berseru kepada Allah dengan sungguh-sungguh dan tidak mau surut (bnd. Matius 15:21-27).
Kedua, carilah! Hal mencari merupakan daya. Usaha meminta harus disertai dengan daya: mencari bagaimana supaya Tuhan mendengar seruan atau doa permohonan kita. Terkait hal ini, kita dapat belajar dari perumpamaan Yesus tentang seorang janda.
Yesus menggambarkan bahwa seorang janda selalu datan gkepada hakim yang tidak takut kepada Allah dan tidak menghormati seorangpun. Janda it uterus-menerus meminta keadilan: belalah hakku terhadap lawanku! Ia selalu datang sampai membuat hakim itu merasa susah. Lalu hakim itu dalam hatinya berkata: baiklah aku membenarkan dia supaya dia tidak terus-menerus datang dan akhirnya menyerang aku.
Perumpamaan itu menunjukkan bahwa kita harus terus-menerus berdoa, memohon dan berusaha dengan segala daya serta tidak jemu-jemu datang meminta dan menghadap langsung. Perempuan janda itu mengerahkan tenaga dan waktu untuk menghadap hakim sembari meminta keadilan. Ia tidak malu dan takut (Lukas 18:1-8).
Sikap tersebut patut kita teladani. Tidak surut melakukan usaha dan daya untuk berdoa kepada Tuhan. Doa da permohonan kepada Allah yang mengasihi anak-anakNya. Kita harus mengerahkan daya dan waktu untuk menghadap Tuhan. Kita harus benar-benar tekun berdoa dengan penuh keyakinan (Yakobus 5:16;1 Tesalonik 5:17; Kolose 4:2).
Ketiga, Ketoklah! Hal mengetuk merupakan cara. Apabila kita mengkehendaki agar doa kita terkabul, maka kita harus melakukan upaya yang disertai dengan cara kerja yang baik. Tujuan dan maksud yang baik haruslah disertai dengan cara yang baik akan mendapat jawaban. Tuhan pasti menjawab setiap doa sesuai dengan kehendakNya.
Kita hanya melakukan usaha, daya dan cara kerja yang baik, tetapi hasilnya terserah kepada Allah menurut kehendakNya. Kita patut mencamkan firman Allah: Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya dan banyaklah rancangan di hati manusia tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana (Amsal 16:9; 9-21).
Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi anak-anakNya. Allah tidak akan mungkin menutup pintu hatiNya terhadap doa permohonan yang sesuai dengan kebutuhan dan kehidupan anak-anakNya. Allah pasti mengabulkan permohonan yang kita sampaikan kepadaNya, tentu sesuai kehendakNya. Sama seperti orangtua yang baik pasti menyediakan yang terbaik demi masa depan anak-anaknya.
Allah tidak akan menutup hatiNya untuk memberi kehiduoan yang cukup dan bahkan berlimpah kepada orang-orang yang meminta,mencari, dan mengetuk sesuai dengan kehendakNya. Karena itu berdoalah, berusahalah, berupayalah, bekerjalah dan serahkan serta percayakanlah semua kepada Allah. Allah mampu melakukan hal yang melampaui doa kita, sebagaimana terbukti dari kuasa yang bekerja di dalam kita (Efesus 3:20). Allah lebih mengetahui apa yang terbaik dan yang kita perlukan.
Yesus menggunakan metafora orangtua yang mempunyai anak. Manakala anak meminta roti, maka orangtua tentu akan memberikan roti bukan batu. Apabila anak meminta ikan, maka orangtua akan memberikan ikan bukan ular. Orangtua pasti akan memberi sesuai dengan kebutuhan anaknya. Orangtua tua tidak akan memberi sesuatu yang berbahaya dan meracuni anaknya. Orangtua selalu memikirkan masa depan yang lebih baik bagi anaknya.
Metafora itu menggambarkan kasih dan pemeliharaan Tuhan kepada kita. Tuhan bersedia menjawab doa permohonan kita sesuai dengan kehendakNya. Kasih Allah tetap terbuka untuk mendengar dan menjawab doa permohonan kita apabila kita datang: meminta, mencari, dan mengetok! Bahkan Yesus mengatakan bahwa sedangkan kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Allah. Hal ini menegaskan bahwa Allah yang penuh kasih lebih dari orangtua.
Allah Bapa di sorga akan memberikan yang baik kepada anak-anakNya. Namun permintaan hendaklah berlandaskan iman dan kesungguhan melakukan segala usaha, daya dan cara yang berkenan kepada Allah serta tetap dengan kerendahan hati dan kepasrahan kepada Allah (bnd. Lukas 22:42).
Doa adalah kehidupan. Doa membangkitkan kita dari ketidakberdayaan sehingga kita mampu hidup di tengah-tengah berbagai pergumulan. Hendaklah kita giat berdoa dan saling mendoakan. Dalam Doa, kita patut menunjukkan hubungan kita dengan sesame manusia dan seluruh ciptaan-Nya. Dalam Doa, kita menunjukkan kerinduan akan hidup yang saling memperhatikan kepentingan orang lain.
Cerminan hidup beragama seseorang nyata di dalam perbuatannya terhadapa sesama manusia dan seluruh ciptaan-Nya. Agama janganlah memisahkan kita dengan orang lain. agama janganlah membuat kita jadi tak peduli kepada sesama manusia dan seluruh ciptaan-Nya.
Kita boleh jadi merasa sulit untuk melakukan kebaikan dan kemurahan di tengah-tengah dunia ini, tetapi justru itulah pintu memasuki jalan kebenaran Allah. Pintu menuju kebinasaan cukup lebar dan luas. Banyak orang memasuki pintu yang lebar dan luas, karena mereka tidak berkenan melakukan kehendak Tuhan.
Lebih mudah melakukan dosa daripada menghindari dosa. Tidak sulit untuk mencela, menghakimi, menyakiti, merugikan, dan mengecewakan orang lain. Pembalasan lebih mudah daripada pengampunan. Menolak lebih gampang daripada menerima kelemahan orang lain.
Sangat sulit melakukan kebenaran, keadilan, kebaikan dan kasih karena berbagai faktor tekanan dan tantangan. Tetapi meskipun banyak tantangan, kita tidak boleh berdiam diri. Kita harus tetap berada pada jalan kebenaran bersama Tuhan Yesus.
Komentar
Posting Komentar