PENGANIAYAAN DAN PENGAKUAN AKAN YESUS
MATIUS 10:16-23
Setiap pengambilan keputusan mengetahui bahwa selalu ada risiko yang harus ditanggung atas keputusannya. Apakah itu untung-rugi, suka-duka bahkan ancaman nyawa. Tidak ada keputusan yang kita ambil tanpa suatu resiko.
Begitu pula dengan keputusan kita mengikut Yesus. Kita harus keluar dari ikatan-ikatan lama, seprti kebiasaan atau adat-istiadat, budaya, hukum, kepercayaan serta semua hal yang bertentangan dengaan Firman Allah. Kita harus siap menghadapi tekanan dari mayoritas yang merasa lebih benar dan membenci iman percaya kita. Bahkan kita harus siap menanggung resiko penganiayaan dari orang-orang atau lembaga pemerintahan yang menganggap kita sebgai musuh.
Pada masa Yesus dan zaman rasul-rasul, banyak orang percaya (Kristen) yang harus menderita dan teraniaya. Hal ini sedari awal telah diprediksi Yesus, sehingga Yesus mengatakan: Berbahagialah kamu jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat (bhd. Matius 5:10-11)
Yesus menganalogikan murid-murid dan orang percaya seperti domba di tengah-tengah serigala, bagaikan mangsa dan pemangsa. Para murid disebut akan menajdi korban dari kekuatan penguasa yang lalim dan mematikan.
Namun ditengah-tengah pemangsa itu, orang percaya harus bisa hidup dan bertahan bahkan bertumbuh serta berkembang dengan menerapkan strategi cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Kita butuh hikmat, kepintaran, pengetahuan dari Allah supaya kita tidak dimangsa kebuasan, kerakusan dan keserakahan.
Setiap orang Kristen harus cerdik melihat peluang dan kesempatan serta menelisik dimana dan bagaimana agar kita bisa hidup, tumbuh dan berkemmbang. Tetapi kita harus tetap tulus hati,tidak boleh licik, kasar, menipu, bersandiwara dan lain sejenisnya. Gaya hidup orang beriman adalah cerdik dan tulus, tidak konyol atau bodoh.
Selain itu, orang Kristen harus tetap waspada sebab ada saja orang yang sengaja mengintip untuk menjerat dan mencelakakan. Kita juga perlu waspada terhadap lembaga resmi, agama maupun pemerintahan, yang menganggap orang percaya sebagai kumpulan liar, agama yang tidak sah atau aliran sesat. Bahkan mungkin saja dianggap mengganggu stabilitas keagamaan dan pemerintahan.
Suatu resiko yang paling berat bagi para murid dan orang Kristen adalah diserahkan dan digiring kepada penguasa dan raja. Peristiwa ini pernah terjadi, penguasa mengganjar orang Kristen dengan hukuman dera tiga puluh Sembilan kali (2 Korintus 11-24).
Kendati ada resiko mengikut Yesus, tetapi setiap orang percaya tidak perlu takut dan kuatir. Terlebih karena Roh Kudus akan memperlengkapi orang percaya untuk menghadapi setiap resiko. Roh kudus akan mengajarkan bagaimana dan apa yang harus diaktakan dan dilakukan orang percaya saat menghadapi tantangan.
Roh kudus akan membela, menyertai dan memperlengkapi orang percaya dalam menghadapi setiap penyesah, penguasa, raja, maupun pemerintah. Pemberitaan Injil bisa saja menimbulkan konflik yang memisahkan keluarga: antara anak dan ayah, atau sebaliknya. Bahkan dapat terjadi ada orang yang tega membunuh pekabar Injil karena ia benci terhadap orang yang memberitakan nama Tuhan Yesus.
Orang percaya harus berhikmat menyelamatkan diri dari penganiayaan. Apabila di suatu daerah terjadi penganiayaan terhadap orang Kristen,maka lebih baik menghindar ke daerah lain. Tindakan ini bukan sekedar untuk menyelamtkan diri, tetapi dapat menjadi kesempatan untuk memberitakan injil ke berbagai daerah. Jadilah orang percaya yang berhikmat,cerdik dan tulus.
Komentar
Posting Komentar