TENTANG MENGHAKIMI
Mat 7 : 1 - 6
Banyak orang yang lebih gampang melihat kesalahan dan kekurangan orang lain daripada kekurangannya. Ia lebih mudah mempersalahkan orang lain daripada mengakui kesalahannya sendiri. Orang sering cenderung mencari kambing hitam untuk membela diri atau menutupi kesalahan pribadi.
Suatu tabiat dosa adalah merrasa dia benar dan tidak bersalah bahkan mempersalahkan orang lain. tabiat inilah yang tampak dalam sosok Hawa dan Adam, setelah mereka jatuh ke dalam dosa. Hawa dengan gampang berkata bahwa bukan dia yang salah, tetapi ular itu. Adam juga tidak mengaku bersalah, tetapi menuduh hawa yang bersalah. Masing-masing melepaskan tanggungjawab dan tidak mau mengakui dirinya bersalah.
Selain itu manusia cenderung pula merasa enak mencela kesalahan seseorang saat jatuh ke dalam dosa, padahal orang mencela itu juga pernah salah dan jatuh ke dalam dosa.
Apabila seseorang menghakimi orang lain dan bersikap seolah-olah kita tidak pernah salah, maka dia memiliki sifat arogan, munafik dan sombong. Katakanlah seseorang itu memang salah dan berdosa, tetapi kalau kita tergolong orang yang lebih rohani maka kita harus menolong orang yang lemah imannya. Kita tidak perlu mencela orang yang salah dan berdosa, tetapi kita yang kuat wajib menanggung kelemahan oang yang tidak kuat (Roma 14:15-1).
Allah yang berhak menghukum kesalahan dan dosa setiap orang yang bersalah dan berdosa kepada Allah. Tanggungjawab kita sebagai sesame manusia adalah mendoakan agar Allah mengampuninya dan dia kembali ke jalan yang benar. Kita sebagai manusia yang lemah tidak dapat tetap sempurna tanpa kesalahan, kelemahan. Karena itu, kita perlu saling menasehati, saling mengingatkan dan menegur di dalam kasih. Kita tidak boleh menghakimi, seolah-olah kita tidak pernah bersalah dan berdosa.
Kita melakukan kesalahan besar dan berdosa apabila kita hanya melihat kesalahan-kesalahan orang lain dan menghakiminya. Kita harus senantiasa meresapi bahwa di dalam diri kita ada dosa yang tersembunyi, jangan-jangan lebih besar kesalahan kita dari orang lain. Tuhan tidak pernah mengangkat kita menjadi hakim atas kesalahan dan dosa orang lain. tetapi Tuhan memakai kita untuk membawa dan menyelamatkan orang berdosa supaya mereka bertobat.
Bila seseorang melakukan kesalahan atau pelanggaran, maka tentu dia akan menghadapi proses hukum yang berlaku, meliputi hukum Negara dan disiplin Gereja. Tetapi kita harus tetap mengasihi dia sebagai orang yang berhak menerima pengampunan supaya dia bertobat dari segala dosanya. Kita harus menjauhkan diri dari sifat menghakimi orang lain.
Komentar
Posting Komentar