YESUS MEMANGGIL DAN MENGUTUS KEDUABELAS MURID

 MATIUS 10:1-15

Suatu pekerjaan besar akan membutuhkan banyak tenaga atau pekerja. Jika semakin banyak orang turut ambil bagian dalam suatu pekerjaan besar, maka proses pekerjaan itu akan dapat berlangsung lebih cepat dan tepat.

Dalam kaitan itu, Yesus menggunakan metode pemuridan dan pendelegasian supaya makin banyak orang yang menunaikan misi Tuhan. Mendelegasikan tugas merupakan suatu metode kepemimpinan yang efektif, tetapi tentu harus bijaksana memilih dan mengangkat orang untuk mengemban tugas bersama.

Yesus memilih dua belas murid. Mereka memiliki latar belakang kehidupan yang bervariasi. Ada pelaut atau nelayan, pemungut cukai dan lain-lain. Masing-masing mereka tentu memiliki karakter dan keahlian yang berbeda-beda. Ada yang spontan, tenang dan pekerja keras. Tetapi ada juga yang tidak konsisten menunaikan tugas. Seseorang dari antara para murid, bernama Yudas Iskariot, dipercaya menjadi bendahara tetapi ia justru mengianati Yesus.

Yersus mengutus kedua belas muridNya dengan memberi pesan untuk dipedomani dalam melaksanakan tugas pelayanan: yang harus dilaksanakan: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”. Pesan ini menetapkan prioritas pelayanan terhadap umat Israel yang hilang. Misi Yesus mengutamakan orang-orang yang tidak berada pada jalan Allah. Mereka adalah orang yang tercecer, terabaikan, tanpa gembala, sesat, dan hilang.

Para murid bertugas memberitakan injil keselamtan, kerajaan sorga, melakukan penyembuhan, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta dan mengusir roh-roh jahat. Semua ini dilakukan untuk membawa orang yang hilang kembali ke jalan yang benar. Yesus memperlengkapi murid-muridNya dengan kuasa untuk melakukan semua tugas pelayanan.

Mereka menerima kuasa atas anugerah Allah, sehingga mereka juga harus mealyani dengan tulus tidak perlu mempersoalkan apa yang akan dimakan dan diminum. Tuhan pasti akan mencukupkan kebutuhan murid-muridNya. Yesus membekali para murid tidak usah repot membebani diri dengan urusan kebutuhan atau keperluan sehari-hari, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.

Setiap murid Yesus yang melakukan tugas pelayanan dengan tulus tidak perlu mempersoalkan apa yang akan dimakan dan diminum. Tuhan pasti akan mencukupkan kebutuhan murid-muridNya. Yesus membekali para murid dengan hikmat dan usaha untuk mencari dan menemukan orang-orang yang berkenan mendukung pelayanan dan memberi tumpangan.

Murid-murid juga diberi kiat-kiat praktis agar sukses melaksanakan tugas: santun, menyapa dengan salam. Seseorang yang menyambut tanda salam berarti layak sebagai tanda penolakan. Tetapi meskipun ditolak, tidak perlu membalas kejahatan dengan kejahatan. Lebih baik meninggalkan orang itu. Semua ini menggambarkan bahwa pelayanan tidak segampang membalikkan telapak tangan.

Meskipun ada yang menolak, tidak mendengar atau menerima pelayanan, kita tidak perlu berputus asa dan sakit hati. Sebab tugas kita hanya sebagai menabur, tetapi Tuhanlah yang membuatnya tumbuh. Menjadi Murid harus mau belajar dari sang Guru, yaitu Yesus Kristus.

Setiap murid Yesus memahami bahwa setiap manusia akan diperhadapkan kepada penghakiman kelak. Orang yang telah mendengar berita keselamatan akan mendapat penghakiman yang lebih berat daripada mereka yang belum pernah mendengarnya seperti warga Sodom dan Gomora.

Dengarkanlah panggilan Yesus kepada masing-masing kita. Jawablah “Ya, Tuhan!” Jadilah murid-murid Yesus masa kini dalam kehidupan sehari-hari.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

YESUS MENYEMBUHKAN IBU MERTUA PETRUS

ANAK KEPALA RUMAH IBADAT DAN PEREMPUAN YANG SAKIT PENDARAHAN

MATIUS PEMUNGUT CUKAI MENGIKUT YESUS