PERCOBAAN DI PADANG GURUN
Mat 4 : 1 - 11
Suatu strategi yang paling ampuh dan tepat untuk memperdayai seseorang agar jatuh kedalam percobaan adalah pada saat dia sangat memerlukan kebutuhan pokok berupa sandang dan pangan. Terutama saat dia dalam keadaan lapar, haus dan tidak punya pakaian. Dalam situasi ini, setiap orang akan sangat tergoda untuk melakukan apapun untuk mengatasi keadaan yang tengah dihadapinya.
Situasi sedemikian itu diahadapi Tuhan Yesus, setelah Yesus melakukan sesuai hokum maupun tradisi Yahudi. Tradisi ini dipercaya orang Yahudi sebagai suatu cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Setelah Yesus berpuasa 40 hari dipadang gurun, Iblis melakukan pencobaan. Iblis mencobai Yesus dengan 3 hal, yaitu : Melalui makanan atau kebutuhan tubuh manusia, melalui kuasa, mujizat, kehebatan dan memiliki harta dan keindahan dunia.
Iblis menggoda Yesus untuk menunjukan kebenaranya sebagai anak Allah dengan melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Iblis juga berupaya mencobai Yesus sebagai anak Allah yang taat melaksanakan perintah Bapa Nya. Dengan percobaan itu iblis mengkehendaki agar Yesus memperagakan kekuasaan maupun kehebatan Nya.
Apabila Yesus melakukan hal tersebut, maka Yesus akan jatuh kedalam kesombongan. Iblis juga memperdayai Yesus untuk menyembah atau tunduk kepada iblis untuk mendapatkan segala kekayaan, keindahan, kemewahan dunia. Hal-hal ini sering dianggap sebagai tanda keberhasilan dan kehebatan yang melampaui ketaatan kepada Allah.
Tetapi Yesus lebih mengutamakan ketaatan Nya kepada Allah daripada kebutuhan makanan dan minuman serta kuasa, kehebatan maupun kelimpahan duniawi. Kita memang membutuhkan makanan dan minuman, kita juga butuh kuasa, harta dan keindahan yang berkelimpahan. Namun semua itu bersifat sementara. Kita justru harus lebih mengutamakan hal-hal yang abadi dan kekal. Kita harus lebih mengandalkan sumber kehidupan yang utama yaitu Tuhan Allah sang pemberi makanan, kuasa dan kehormatan, kelimpahan, keindahan dunia.
Yesus tidak dapat dicobai karena kehidupan dunia, kebutuhan jasmani, kuasa, kelimpahan, keindahan dunia yang sementara itu. Tuhan Yesus lebih mengutamakan ketaatan kepada Allah. Yesus lebih tunduk dan setia kepada Allah Bapa yang mengutus Nya kedalam dunia ini daripada semua hal yang ada didunia.
Kita juga sering diuji dan dicobai oleh keinginan-keinginan kebutuhan manusiawi, kuasa, kehormatan dan juga harta kekayaan dan keindahan dunia ini. Tetapi ingatlah Firman Tuhan : “ Manusi hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah”.
Karena itu janganlah kita mencobai Tuhan Allah. Dialah Allah yang patutu disembah dan kepada Dia sajalah kita berbakti dan janganlah beri kesempatan untuk iblis. Yang lebih penting bagi kita adalah Tuhan Allah sang pemberi kehidupan yang abadi dan kekal, bukan pada pemberian dunia yang hanya sesaat dan akhirnya membuat kita sesat dan binasa. (Pdt. David. F. Sibuea, D.Min)
Komentar
Posting Komentar