YESUS DAN HUKUM TAURAT (III)
Mat 5 : 38 - 48
Hukum pembalasan sudah menjadi tradisi dalam masyarakat bahkan di dalam keagamaan. Diterapkan hukum ganti rugi sesuai dengan perbuatan yang dilakukan : mata ganti mata, gigi ganti gigi. Hukum ini dianggap sebagai pertanda keadilan dan kepuasan hidup.
Namun Yesus mengajarkan dan mempraktekkan hukum kasih, pengampunan dan kebaikan, yaitu mengalahkan kejahatan dengan kebaikan (bnd.Roma 12:21). Yesus mengajar kita untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi kita justru harus tetap melakukan kebaikan kepada orang yang melakukan kejahatan kepada kita. Dengan demikian, mereka tahu bahwa kita mengasihi orang yang berbuat jahat kepada kita. Pembalasan adalah hak Tuhan (Roma 12:19).
Kebaikan hati orang percaya merupakan buah iman yang sekaligus menjadi kesaksian supaya orang lain kepada Tuhan Yesus. Ketaatan kepada Kristus membuat kita menjadi orang yang peduli menolong orang yang dalam kesulitan dan meringankan beban orang lain. termasuk peduli terhadap mereka yang belum terpenuhi kebutuhan pokok dalam hidupnya. Memberi dengan sukacita, tulus dan rela merupakan karakter orang percaya. Berilah orang yang meminta dan jangan menolak apabila kita mampu memberinya (Amsal 3:27,19:17).
Ketaatan memberi merupakan hakikat hidup orang beriman. Anak-anak Allah yang percaya kepada Tuhan Yesus selalu akan mengasihi sesamanya, tidak ada kebencian atau musuh karena tahu bahwa Tuhan mengasihi setiap orang. Tanda ketaatan kita kepada Tuhan adalah kasih, mengasihi mereka yang menganiaya dan membenci kita. Kita mendoakan mereka, yang menganiaya dan membenci kita. Kita mendoakan mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat sebagaimana doa Tuhan Yesus.
Kita tidak hanya mengasihi orang yang mengasihi kita. Tetapi kita mengasihi kita, siapapun orangnya dan apapun suku,agama dan status sosialnya. Terhadap semua orang, kita tetap menjadi pelaku firman Allah. Kita harus mengasihi sesama, sebagaimana Allah mengasihi setiap orang berdosa. Kasih dan mengasihi tidak terbatas kepada orang yang berhubungan dengan kepentingan kita. Juga tidak hanya kepada keluarga,golongan,suku dan agama kita. Tetapi kasih dan mengasihi berlaku bagi siapa saja. Itulah kesempurnaan orang percaya kepada Yesus.
Kasih tidak mengenal batasan dan melampaui berbagai kepentingan. Orang miskin, cacat, lumpuh,buta, sakit, dan semua orang apapun identitas dan status sosialnya adalah sesama kita manusia yang dikasihi Allah.
Komentar
Posting Komentar